BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah
seperti Kutipan dan Sistem Rujukan seperti,
mengutip pendapat atau pemikiran orang lain yang sering disebut dengan
kutipan dan footnotes atau catatan kaki. didalam makalah ini kita juga mempelajari
ketentuan-ketentuan dalam penggunaan Kutipan Dan Sistem rujukan.
Kutipan itu ada bermacam-macam
seperti, Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung. Sedangkan system rujukan
itu seperti cacatan kaki yang letaknya dibawah lembaran atau margin, didalam
Sistem rujukan terdapat pula pembahasan tentang Daftar Pustaka.
Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang masalah kutipan dan system rujukan maka akan dibahas dalam makalah ini
tentang pengertian, cara penggunaan, dan contoh-contohnya.
Selain itu makalah ini dibuat juga untuk mengkaji masalah-masalah
yang penulisan artikel serta makalah yang benar, tentu saja banyak harus
diketahui tentang kutipan dan sistem rujukan agar penulisan kita bisa menjadi
benar serta pembahasannya pun menjadi jelas.
Dengan adanya kutipan dan sisitem
rujukan kita bisa menggunakan pendapat ataupun teori siapapun untuk menjelaskan
materi, karena kita menggunakan kutipan dari bermacam-macam buku. Asalkan dalam
pembuatan kutipan dan sistem rujukan kita harus mencantumkan sumbernya. Jika
tidak ingin dikatakan sebagai plagearisme. Plagearisme merupakan tindakan pencurian terhadap hak cipta seseorang yang
dilindungi oleh hukum.
1.2
Rumusan masalah
Didalam makalah ini kita akan membahas tentang kutipan dan system
rujukan dimana permasalahan yang harus diselesaikan seperti:
1.
Pengertian
kutipan dan system rujukan ?
2.
Macam-macam
kutipan dan system rujukan ?
3.
Kegunaan
kutipan dan system rujukan seperti cacatan kaki pada buku ?
4.
Tata
cara penulisan kutipan, cacatan kaki, dan daftar isi ?
5.
Contoh-contoh
yang berkaitan dengan pembahasan!
1.3
Tujuan penulisan
Dalam
tujuan makalah ini, kami memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1.
Untuk para
pembaca agar dapat mengetahui cara-cara dalam penulisan ilmiah seperti tesis,
jurnal, makalah, skripsi, dll.
2.
Disini penulis
juga bertujuan agar para pembaca bisa memahami materi ini dengan baik dan bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kutipan
Dalam
menulis karya ilmiah, kadangkala kita mengutip pendapat orang lain. Kutipan itu
kita gunakan sebagai alat untuk memperkuat argumentasi kita. Perlu diperhatikan
kebiasaan-kebiasaan yang lazim berlaku dalam dunia ilmu.
Kutipan
berarti mengutip pendapat pakar, ucapan tokoh, pengamat, nara sumber, kitab
suci, kata mutiara, puisi, syair lagu, atau hasil penelitian yang terdapat
dalam makalah, skripsi, tesis, majalah, jurnal, buku. Tajuk rencana perlu
diperkuat dengan kutipan untuk memperkuat argumen,mempertajam analisis, dan
membangun kredibilitas media.[1]
a.
Kutipan Langsung
Dalam
mengutip secara langsung kita tidak melakukan perubahan apa pun terhadap teks
yang kita kutip tersebut. “Pada umumnya kutipan harus sama dengan aslinya, baik
mengenai susunan kata-katanya, ejaannya, maupun mengenai tanda bacanya”.[2]
Ciri
kutipan langsung:
1)
Tidak
ada perubahan terhadap teks asli,
2)
Tanda
(sic!)digunakan apabila ditemukan kesalahan pada teks asli,
3)
Tanda
titik tiga berspasi (. . .) digunakan apabila ada bagian kutipan yang
dihilangkan, dan
4)
Menggunakan
sumber kutipan yang berlaku dalam bidang selingkung.
Kutipan
langsung terbagi 2, yaitu:
1.
Kutipan langsung (pendek)
Sebuah
kutipan disebut kutipan pendek apabila tidak lebih dari empat baris.
Ciri kutipan
langsung (Pendek)
v Diintegrasikan langsung dengan tulisan kita,
v Diapit oleh tanda kutip, dan
v Jangan lupa, sumber kutipan harus ada.
Contoh:
1)
kutipan
yang panjangnya kurang dari dari lima baris dimasukkan kedalam teks
biasa, jadi ber-spasi dua, akan tetapi diberi tanda kutip pada awal dan akhir
kutipan.
Ø Bagi bangsa Indonesia
demokrasi bukanlah suatu
yang asing, melainkan sesuatu
yang sesuai dengan
“watak dan peradaban
bangsa Indonesia”.
2)
Kalau
dalam kutipan itu perlu dihilangkan beberapa bagian dari kalimat, maka
pada bagian itu diberi titik tiga buah, yang masing-masing berjarak dua pukulan
tik.
Ø . . . Demokrasi bagi bangsa kita bukanlah sesuatu yang baru, suatu barang
impor, sebab “ sejak beribu-ribu tahun .
. . segala keputusan . . . dipungut dengan berunding . . . “[3]
2.
Kutipan langsung (Panjang)
Ciri kutipan langsung (Panjang)
v Dipisahkan dari teks kita dengan spasi dan besaran huruf yang lebih
kecil,
v Boleh diapit oleh tanda kutip boleh tidak, dan
v Jangan lupa sumber kutipan harus ada.
Contoh:
1)
Kutipan
yang panjangnya lima baris atau lebih, di-tik berspasi satu dengan mengosongkan
empat pukulan tik dari garis margin disebelah kiri.
Ø Demokrasi bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat kita seperti
yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin:
Sejak
beribu-ribu tahun peradaban Indonesia, maka segala putusan yang mengenai Negara
dan masyarakat dipungut dengan berunding
antara anggota yang berkepentingan. Kata mupakat ialah cara pemerintah
menurut watak dan peradaban bangsa Indonesia.
Perundingan itu
menjamin bahwa pemerintah berjalan menurut keinginan sebanyak yang mengeluarkan
suatu perimbangan dan perundingan itu sejajar dengan kelahiran adat asli yang menghendaki mupakat . . .
Nyatalah, bahwa demokrasi bagi kita bukan barang impor, melainkan .
. . [4]
b.
Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak
langsung ini disebut juga sebagai inti sari pendapat.
Ciri kutipan tidak langsung:
1.
Diintegrasi
dengan teks,
2.
Tidak
diapit oleh tanda kutip, dan
3.
Harus
menyertakan sumber kutipan.
Contoh:
Bagi bangsa Indonesia
demokrasi bukanlah suatu
yang asing, melainkan sesuatu
yang sesuai dengan
watak dan peradaban
bangsa Indonesia.
Ingat, hanya inti sarinya aja yang diambil dari kutipan yang anda
ingin ambil. Untuk kutipan tidak lamgsung ini.
Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus ditulis jika
tidak ingin tergolong sebagai orang yang melakukan plagiarisme karena
plagiarisme merupakan tindakan pencurian terhadap hak cipta seseorang yang
dilindungi oleh hokum. Selain terhindar dari tuduhan plagiarisme, menyertakan
data atas sumber kutipan juga berarti menghargai pikiran orang yang tulisannya
kita kutip selain sebagai etika dalam dunia ilmu dan aspek legalitasnya.
2.2
Sistem Rujukan
Dalam
upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalam sebuah
tulisan, kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalam tiap
bidang ilmu selingkung sehingga muncul variasi dalam penulisannya. Tidak heran
apabila sistem yang digunakan oleh bidang ilmu tertentu berbeda dengan sistem
yang dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya. Walaupun demikian, kita mengenal
dua system perujukan yang sering digunakan, yaitu
1)
Catatan
kaki (footnotes), dan
2)
Catatan
belakang (daftar pustaka).
a.
Catatan kaki (footnotes)
Catatan
kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman, menurut S.
Natusion dan M. Thomas catatan kaki atau footnotes ialah catatan pada kaki
halaman kegunaanya untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, buah
pikiran fakta-fakta atau ikhtisar. Footnotes dapat juga berisi komentar
mengenai suatu hal yang dikemukakan didalam teks.[5]
Sistem
catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan. Yang
dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan
dengan ditandai oleh angka. Teks dibawah ini akan zpribadi seseorang dengan
lingkungannya mengutip pendapat seorang tokoh psikologi Amerika bernama Donald
B. Calne. Tokoh ini menulis buku berjudul Batas Nalar yang diterbitkan
oleh kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta. Di halaman 159, penulis buku
membuat pernyataan yang cukup penting mengenai mentalitas para pedagang
sehingga perlu dikutip dan diberi catatan (bagian bawah dikutip ditebalkan).
Setiap
orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula dengan profesi
seseorang. Orang yang sukses berniaga punya kecenderungan bertindak dan
menentang resiko dimana perlu.[6]
Seperti dikatakan oleh Jhon Maynard Keynes, dst.
Informasi tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulis
memandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian
tertentu, memberikan informasikan adanya sumber lain yang membahas kasus yang
sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi
yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian tersebut. Contoh berikut
diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang berjudul “Gerakan Budaya Menjelang
Kemerdekaan Indonesia-Malaysia” yang terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2
Desember 2007, Hal.48-57. Dihalaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha
seorang tokoh melayu bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu
secara singkat dimasukkan dalam catatan kaki.
Sementara itu,
tahun-tahun awal selepas berakhir perang Pasifik, bagi Malaysia persoalannya
lain lagi. Bagi Malaysia, kemerdekaan yang dicapai Indonesia tanpa melibatkan
tanah Melayu, seolah-olah merupakan sebuah rangkaian perjalanan yang berakhir
dengan gegalagan . sungguhpun demikian, semangat untuk mencapai cita-cita
menjadikan Malaysia sebagai Negara yang merdeka, tidak sama sekali pudar;
perjuangan mesti dilanjutkan. Ibrahim Yaakob dan beberapa pemimpin KRIS lainnya
kemudian terbang ke Indonesia dan selanjutnya melakukan perjuangannya dari
Indonesia.[7]
1.
Bentuk footnotes
Dalam footnotes harus dicantumkan
nama pengarang, nama penerbit, tempat dan tahun penerbitan, halaman-halaman
yang dikutip atau yang berkenanaandengan teks.
Kegunaan footnotes seperti pada:
1)
Buku
2)
Majalah
3)
Surat
kabar
4)
Karangan
yang tidak diterbitkan, seperti tesis, disertasi
5)
Interviu,
dll
2.
Mempersingkat footnotes
Footnotes
atau catatan kaki tak usah selalu ditulis selengkapnya. Kalau suatu sumber
telah pernah disebut dengan lengkap, yakni pada pertama kalinya, maka footnotes
itu selanjutnya dapat dipersingkat dengan mempergunakan singkatan: ibid., Op.
Cit, dan Loc. Cit.
a)
Pemakaian
Ibid
Ibid,
kependekan dari ibidem, = “pada tempat yang sama” dipakai apabila suatu
kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahuluinya,
dengan tidak disela oleh sumber lain. Dalam hal ini boleh dipakai ibid,
walaupun di antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid
tidak boleh dipakai, kalau diantara sumber itu terdapat sumber yang lain. Dalam
hal ini dipakai Op. Cit., dan Loc. Cit.,
b)
Pemakaian
Op. Cit.
Op.
Cit. kependekan dari Opere Citato artinya “dalam karangan yang telah disebut”,
dipakai untuk menunjuk kepada suatu buku yang disebut sebelumnya dengan lengkap
pada halaman lain dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.
Jadi
yang dicantumkan nama pengarang, Op. Cit., (diberi bergaris) dan nomor halaman.
Kalau dari seorang pengarang telah disebut dua macam buku atau lebih, maka
harus ditambahkan nama buku utuk menghindari kekeliruan.
c)
Pemakaian
Loc. Cit
Loc.
Cit, kependekan dari Loco Citato artinya “pada tempat yang telah disebut”
digunakan kalau kita menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang
telah disebut. Jadi yang dicantumkan; nama akhir pengarang, Loc. Cit, (diberi
bergaris). Nomor halaman yang perlu diberikan, sebab dengan sendirinya sama
dengan halaman dalam buku yang telah disebut sebelumnya.
b.
Daftar Pustaka (Catatan Belakang)
Daftar
pustaka atau bibliografi adalah semua sumber
yang menjadi rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah
karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang
lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau Kepustakaan
dengan fungsi sebagai berikut.
1.
Membantu
pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2.
Memberikan
penunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenal tulisan yang
dibacanya serta hubungannya dengan tulisan lain yang berkaitan.
3.
Membantu
pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidang studinya.
4.
Sebagai
bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumber-sumber yang
dipergunakannya.
Unsur-unsur
daftar pustaka
1)
Nama
penulis,
2)
Tahun
terbitan sumber yang bersangkutan,
3)
Judul
sumber yang dipakai sebagai referensi, dan
4)
Data
publikasi (nama tempat terbit, nama penerbit).
Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan,
yaitu:
1)
Baris
pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya
dimulai dengan 3-5 ketukan ke dalam,
2)
Jarak
antar baris satu spasi,
3)
Jarak
antar sumber 1,5 atau 2 spasi
4)
Diurut berdasarkan
abjad huruf pertama
nama keluarga nama keluaerga penulis
(bergantung pada gaya selingkung bidang)
Untuk nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda
dengan penulisan dalam catatan kaki. pada catatan kaki, nama penulis tidak
dibalik tetapi Daftar Pustaka dibalik, yakni dengan mendahulukan nama belakang
karena dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format MLA (The Modern Language Association)
Caine,
Donald B. Batas Nalar. Jakarta: Keputusan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus
of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992
Format APA (American Psycologycal Association)
Caine,
Donald B. (2005). Batas Nalar. Jakarta: Keputusan Populer Gramedia.
Gennep, Arnold Van. (1992). The
Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Apabila pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka nama
penulis pertama saja yang dibalik sedangkan nama pengarang kedua tidak. Apabila penulisannya empat orang
atau lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan ‘dkk’ yang
artinya ‘dan kawan-kawan’ yang dalam istilah Latin adalah et,al. contoh:
Dua penulis:
Gustiati, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012:Kiamat tak
jadi datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Tiga penulis:
Gustiati, Rina, Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012:Kiamat
tak jadi datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Empat
penulis:
Gustiati, Rina, dkk. (2005).
2012:Kiamat tak jadi datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kutipan
berarti mengutip pendapat pakar, ucapan tokoh, pengamat, nara sumber, kitab
suci, kata mutiara, puisi, syair lagu, atau hasil penelitian yang terdapat
dalam makalah, skripsi, tesis, majalah, jurnal, buku. Tajuk rencana perlu
diperkuat dengan kutipan untuk memperkuat argumen,mempertajam analisis, dan
membangun kredibilitas media. Sedangkan system rujukan seperti catatan kaki dan
daftar isi.
Catatan
kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman, sisstem catatan
dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan. Yang dimaksud
dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan
ditandai oleh angka. Informasi tambahan pada sistem catatan digunakan apabila
penulis memandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari
uraian tertentu, memberikan informasikan adanya sumber lain yang membahas kasus
yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan
informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian tersebut.
Daftar
pustaka atau bibliografi adalah semua sumber
yang menjadi rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah
karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang
lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau Kepustakaan.
3.2
Saran
Sebaiknya
didalam kutipan dan system rujukan juga diterangkan bagaimana cata mengutip
pendapat para tokoh yang bersumber dari internet.
[1] AS Haris
Sumadiria, Menulis Artikel Dan Tajuk Rencana, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2005), Hal.99
[2] S. Nasution
dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi Disertasi Makalah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), Hal.32
[3] S. Nasution
dan M. Thomas, Op.Cit, Hal.33
[4]
S. Nasution dan
M. Thomas, Op.Cit, Hal.32
[5] S. Nasution dan M. Thomas, Op.Cit, Hal.35
[6] Donald B. Calne, 2005, Batas Nalar, Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia, Hal.159
[7] Perjuangan Ibrahim Haji Yaakob untuk
menyatakan Malaysia dengan Indonesia ternyata tidak pernah terwujud sampai
akhinya ia meninggal tanggal 9 maret 1997. Sebagai penghargaan atas
perjuangannya membantu Indonesia, Yaakob dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata,
10 maret 1979.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA. Jakarta:
Sumadiria, AS Haris. 2005 Menulis Artikel dan Tajuk Rencana.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
S. Nasution dan M. Thomas. 2005. Buku Penuntun Membuat Tesis
Skripsi Disertasi Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.
tankyau jazilan semoga barokah .....
BalasHapus