Sabtu, 15 Oktober 2016

Makalah kutipan dan sistem Rujukan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah seperti Kutipan dan Sistem Rujukan seperti,  mengutip pendapat atau pemikiran orang lain yang sering disebut dengan kutipan dan footnotes atau catatan kaki. didalam makalah ini kita juga mempelajari ketentuan-ketentuan dalam penggunaan Kutipan Dan Sistem rujukan.
Kutipan itu ada bermacam-macam seperti, Kutipan langsung dan Kutipan tidak langsung. Sedangkan system rujukan itu seperti cacatan kaki yang letaknya dibawah lembaran atau margin, didalam Sistem rujukan terdapat pula pembahasan tentang Daftar Pustaka.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah kutipan dan system rujukan maka akan dibahas dalam makalah ini tentang pengertian, cara penggunaan, dan contoh-contohnya.
Selain itu makalah  ini  dibuat juga untuk mengkaji masalah-masalah yang penulisan artikel serta makalah yang benar, tentu saja banyak harus diketahui tentang kutipan dan sistem rujukan agar penulisan kita bisa menjadi benar serta pembahasannya pun menjadi jelas.
Dengan adanya kutipan dan sisitem rujukan kita bisa menggunakan pendapat ataupun teori siapapun untuk menjelaskan materi, karena kita menggunakan kutipan dari bermacam-macam buku. Asalkan dalam pembuatan kutipan dan sistem rujukan kita harus mencantumkan sumbernya. Jika tidak ingin dikatakan sebagai plagearisme. Plagearisme merupakan tindakan pencurian terhadap hak cipta seseorang yang dilindungi oleh hukum.
                                         













1.2       Rumusan masalah
Didalam makalah ini kita akan membahas tentang kutipan dan system rujukan dimana permasalahan yang harus diselesaikan seperti:
1.             Pengertian kutipan dan system rujukan ?
2.             Macam-macam kutipan dan system rujukan ?
3.             Kegunaan kutipan dan system rujukan seperti cacatan kaki pada buku ?
4.             Tata cara penulisan kutipan, cacatan kaki, dan daftar isi ?
5.             Contoh-contoh yang berkaitan dengan pembahasan!

1.3       Tujuan penulisan
Dalam tujuan makalah ini, kami memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1.             Untuk para pembaca agar dapat mengetahui cara-cara dalam penulisan ilmiah seperti tesis, jurnal, makalah, skripsi, dll.
2.             Disini penulis juga bertujuan agar para pembaca bisa memahami materi ini dengan baik dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Kutipan
Dalam menulis karya ilmiah, kadangkala kita mengutip pendapat orang lain. Kutipan itu kita gunakan sebagai alat untuk memperkuat argumentasi kita. Perlu diperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang lazim berlaku dalam dunia ilmu.
Kutipan berarti mengutip pendapat pakar, ucapan tokoh, pengamat, nara sumber, kitab suci, kata mutiara, puisi, syair lagu, atau hasil penelitian yang terdapat dalam makalah, skripsi, tesis, majalah, jurnal, buku. Tajuk rencana perlu diperkuat dengan kutipan untuk memperkuat argumen,mempertajam analisis, dan membangun kredibilitas media.[1]
a.             Kutipan Langsung
Dalam mengutip secara langsung kita tidak melakukan perubahan apa pun terhadap teks yang kita kutip tersebut. “Pada umumnya kutipan harus sama dengan aslinya, baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya, maupun mengenai tanda bacanya”.[2]

Ciri kutipan langsung:
1)      Tidak ada perubahan terhadap teks asli,
2)      Tanda (sic!)digunakan apabila ditemukan kesalahan pada teks asli,
3)      Tanda titik tiga berspasi (. . .) digunakan apabila ada bagian kutipan yang dihilangkan, dan
4)      Menggunakan sumber kutipan yang berlaku dalam bidang selingkung.

Kutipan langsung terbagi 2, yaitu:
1.             Kutipan langsung (pendek)
Sebuah kutipan disebut kutipan pendek apabila tidak lebih dari empat baris.
Ciri kutipan langsung (Pendek)
v  Diintegrasikan langsung dengan tulisan kita,
v  Diapit oleh tanda kutip, dan
v  Jangan lupa, sumber kutipan harus ada.



Contoh:
1)      kutipan yang panjangnya kurang dari dari lima baris dimasukkan kedalam teks biasa, jadi ber-spasi dua, akan tetapi diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan.
Ø Bagi  bangsa  Indonesia  demokrasi  bukanlah  suatu  yang  asing, melainkan  sesuatu  yang  sesuai  dengan  “watak  dan  peradaban  bangsa  Indonesia”.
2)      Kalau dalam kutipan itu perlu dihilangkan beberapa bagian dari kalimat, maka pada bagian itu diberi titik tiga buah, yang masing-masing berjarak dua pukulan tik.
Ø . . . Demokrasi bagi bangsa kita bukanlah sesuatu yang baru, suatu barang impor, sebab  “ sejak beribu-ribu tahun . . . segala keputusan . . . dipungut dengan berunding . . . “[3]
2.             Kutipan langsung (Panjang)
Ciri kutipan langsung (Panjang)
v Dipisahkan dari teks kita dengan spasi dan besaran huruf yang lebih kecil,
v Boleh diapit oleh tanda kutip boleh tidak, dan
v Jangan lupa sumber kutipan harus ada.

Contoh:
1)      Kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih, di-tik berspasi satu dengan mengosongkan empat pukulan tik dari garis margin disebelah kiri.
Ø  Demokrasi bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat kita seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin:
Sejak beribu-ribu tahun peradaban Indonesia, maka segala putusan yang mengenai Negara dan masyarakat dipungut dengan berunding  antara anggota yang berkepentingan. Kata mupakat ialah cara pemerintah menurut watak dan peradaban bangsa Indonesia.
Perundingan itu menjamin bahwa pemerintah berjalan menurut keinginan sebanyak yang mengeluarkan suatu perimbangan dan perundingan itu sejajar dengan kelahiran adat asli  yang menghendaki mupakat . . .
Nyatalah, bahwa demokrasi bagi kita bukan barang impor, melainkan . . .  [4]

b.             Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung ini disebut juga sebagai inti sari pendapat.

Ciri kutipan tidak langsung:
1.    Diintegrasi dengan teks,
2.    Tidak diapit oleh tanda kutip, dan
3.    Harus menyertakan sumber kutipan.


Contoh:
Bagi  bangsa  Indonesia  demokrasi  bukanlah  suatu  yang  asing, melainkan  sesuatu  yang  sesuai  dengan  watak  dan  peradaban  bangsa  Indonesia.
Ingat, hanya inti sarinya aja yang diambil dari kutipan yang anda ingin ambil. Untuk kutipan tidak lamgsung ini.
Mengenai sumber kutipan, hal tersebut mutlak harus ditulis jika tidak ingin tergolong sebagai orang yang melakukan plagiarisme karena plagiarisme merupakan tindakan pencurian terhadap hak cipta seseorang yang dilindungi oleh hokum. Selain terhindar dari tuduhan plagiarisme, menyertakan data atas sumber kutipan juga berarti menghargai pikiran orang yang tulisannya kita kutip selain sebagai etika dalam dunia ilmu dan aspek legalitasnya.

2.2         Sistem Rujukan
Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal penggunaan sumber lain dalam sebuah tulisan, kita mengenal sistem catatan. Sistem ini dikembangkan dalam tiap bidang ilmu selingkung sehingga muncul variasi dalam penulisannya. Tidak heran apabila sistem yang digunakan oleh bidang ilmu tertentu berbeda dengan sistem yang dikembangkan oleh bidang ilmu lainnya. Walaupun demikian, kita mengenal dua system perujukan yang sering digunakan, yaitu
1)   Catatan kaki (footnotes), dan
2)   Catatan belakang (daftar pustaka).

a.             Catatan kaki (footnotes)
Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman, menurut S. Natusion dan M. Thomas catatan kaki atau footnotes ialah catatan pada kaki halaman kegunaanya untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, buah pikiran fakta-fakta atau ikhtisar. Footnotes dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan didalam teks.[5]
Sistem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan. Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai oleh angka. Teks dibawah ini akan zpribadi seseorang dengan lingkungannya mengutip pendapat seorang tokoh psikologi Amerika bernama Donald B. Calne. Tokoh ini menulis buku berjudul Batas Nalar yang diterbitkan oleh kepustakaan Populer Gramedia di Jakarta. Di halaman 159, penulis buku membuat pernyataan yang cukup penting mengenai mentalitas para pedagang sehingga perlu dikutip dan diberi catatan (bagian bawah dikutip ditebalkan).
Setiap orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula dengan profesi seseorang. Orang yang sukses berniaga punya kecenderungan bertindak dan menentang resiko dimana perlu.[6] Seperti dikatakan oleh Jhon Maynard Keynes, dst.

Informasi tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulis memandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan informasikan adanya sumber lain yang membahas kasus yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian tersebut. Contoh berikut diambil dari tulisan Maman S. Mahayana yang berjudul “Gerakan Budaya Menjelang Kemerdekaan Indonesia-Malaysia” yang terbit Jurnal Makara Vol. 11, No. 2 Desember 2007, Hal.48-57. Dihalaman 52, Maman menguraikan mengenai usaha seorang tokoh melayu bernama Ibrahim Yaakob. Kesimpulan atas usaha tokoh itu secara singkat dimasukkan dalam catatan kaki.
Sementara itu, tahun-tahun awal selepas berakhir perang Pasifik, bagi Malaysia persoalannya lain lagi. Bagi Malaysia, kemerdekaan yang dicapai Indonesia tanpa melibatkan tanah Melayu, seolah-olah merupakan sebuah rangkaian perjalanan yang berakhir dengan gegalagan . sungguhpun demikian, semangat untuk mencapai cita-cita menjadikan Malaysia sebagai Negara yang merdeka, tidak sama sekali pudar; perjuangan mesti dilanjutkan. Ibrahim Yaakob dan beberapa pemimpin KRIS lainnya kemudian terbang ke Indonesia dan selanjutnya melakukan perjuangannya dari Indonesia.[7]

1.             Bentuk footnotes
Dalam footnotes harus dicantumkan nama pengarang, nama penerbit, tempat dan tahun penerbitan, halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenanaandengan teks.

Kegunaan footnotes seperti pada:
1)   Buku
2)   Majalah
3)   Surat kabar
4)   Karangan yang tidak diterbitkan, seperti tesis, disertasi
5)   Interviu, dll

2.             Mempersingkat footnotes
Footnotes atau catatan kaki tak usah selalu ditulis selengkapnya. Kalau suatu sumber telah pernah disebut dengan lengkap, yakni pada pertama kalinya, maka footnotes itu selanjutnya dapat dipersingkat dengan mempergunakan singkatan: ibid., Op. Cit, dan Loc. Cit.

a)    Pemakaian Ibid
Ibid, kependekan dari ibidem, = “pada tempat yang sama” dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahuluinya, dengan tidak disela oleh sumber lain. Dalam hal ini boleh dipakai ibid, walaupun di antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tidak boleh dipakai, kalau diantara sumber itu terdapat sumber yang lain. Dalam hal ini dipakai Op. Cit., dan Loc. Cit.,

b)   Pemakaian Op. Cit.
Op. Cit. kependekan dari Opere Citato artinya “dalam karangan yang telah disebut”, dipakai untuk menunjuk kepada suatu buku yang disebut sebelumnya dengan lengkap pada halaman lain dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.
Jadi yang dicantumkan nama pengarang, Op. Cit., (diberi bergaris) dan nomor halaman. Kalau dari seorang pengarang telah disebut dua macam buku atau lebih, maka harus ditambahkan nama buku utuk menghindari kekeliruan.

c)    Pemakaian Loc. Cit
Loc. Cit, kependekan dari Loco Citato artinya “pada tempat yang telah disebut” digunakan kalau kita menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut. Jadi yang dicantumkan; nama akhir pengarang, Loc. Cit, (diberi bergaris). Nomor halaman yang perlu diberikan, sebab dengan sendirinya sama dengan halaman dalam buku yang telah disebut sebelumnya.

b.             Daftar Pustaka (Catatan Belakang)
Daftar pustaka atau bibliografi adalah semua sumber  yang menjadi rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau Kepustakaan dengan  fungsi sebagai berikut.
1.    Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2.    Memberikan penunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenal tulisan yang dibacanya serta hubungannya dengan tulisan lain yang berkaitan.
3.    Membantu pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidang studinya.
4.    Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumber-sumber yang dipergunakannya.


Unsur-unsur daftar pustaka
1)   Nama penulis,
2)   Tahun terbitan sumber yang bersangkutan,
3)   Judul sumber yang dipakai sebagai referensi, dan
4)   Data publikasi (nama tempat terbit, nama penerbit).
Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
1)   Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3-5 ketukan ke dalam,
2)   Jarak antar baris satu spasi,
3)   Jarak antar sumber 1,5 atau 2 spasi
4)   Diurut  berdasarkan  abjad  huruf  pertama  nama  keluarga  nama keluaerga  penulis  (bergantung pada gaya selingkung bidang)
Untuk nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda dengan penulisan dalam catatan kaki. pada catatan kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi Daftar Pustaka dibalik, yakni dengan mendahulukan nama belakang karena dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format MLA (The Modern Language Association)
            Caine, Donald B. Batas Nalar. Jakarta: Keputusan Populer Gramedia, 2005.
                Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992

Format APA (American Psycologycal Association)
            Caine, Donald B. (2005). Batas Nalar. Jakarta: Keputusan Populer Gramedia.
                Gennep, Arnold Van. (1992). The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Apabila pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka nama penulis pertama saja yang dibalik sedangkan nama pengarang  kedua tidak. Apabila penulisannya empat orang atau lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan ‘dkk’ yang artinya ‘dan kawan-kawan’ yang dalam istilah Latin adalah et,al. contoh:
Dua penulis:
Gustiati, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012:Kiamat tak jadi datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.


Tiga penulis:
Gustiati, Rina, Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012:Kiamat tak jadi datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
                Empat penulis:
Gustiati, Rina, dkk.  (2005). 2012:Kiamat tak jadi datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.





BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Kutipan berarti mengutip pendapat pakar, ucapan tokoh, pengamat, nara sumber, kitab suci, kata mutiara, puisi, syair lagu, atau hasil penelitian yang terdapat dalam makalah, skripsi, tesis, majalah, jurnal, buku. Tajuk rencana perlu diperkuat dengan kutipan untuk memperkuat argumen,mempertajam analisis, dan membangun kredibilitas media. Sedangkan system rujukan seperti catatan kaki dan daftar isi.
Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman, sisstem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan. Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai oleh angka. Informasi tambahan pada sistem catatan digunakan apabila penulis memandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelaskan bagian dari uraian tertentu, memberikan informasikan adanya sumber lain yang membahas kasus yang sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap atas istilah atau bagian dari uraian tersebut.
Daftar pustaka atau bibliografi adalah semua sumber  yang menjadi rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Bibliografi atau Kepustakaan.


3.2         Saran
Sebaiknya didalam kutipan dan system rujukan juga diterangkan bagaimana cata mengutip pendapat para tokoh yang bersumber dari internet.




[1] AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel Dan Tajuk Rencana, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,  2005), Hal.99
[2] S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi Disertasi Makalah, (Jakarta: Bumi Aksara,  2005),  Hal.32
[3] S. Nasution dan M. Thomas, Op.Cit, Hal.33
[4] S. Nasution dan M. Thomas, Op.Cit, Hal.32
[5]  S. Nasution dan M. Thomas, Op.Cit, Hal.35
[6]  Donald B. Calne, 2005, Batas Nalar, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, Hal.159
[7]  Perjuangan Ibrahim Haji Yaakob untuk menyatakan Malaysia dengan Indonesia ternyata tidak pernah terwujud sampai akhinya ia meninggal tanggal 9 maret 1997. Sebagai penghargaan atas perjuangannya membantu Indonesia, Yaakob dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata, 10 maret 1979.




DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. MATERI KULIAH BAHASA INDONESIA. Jakarta:

Sumadiria, AS Haris. 2005 Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

S. Nasution dan M. Thomas. 2005. Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi Disertasi Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.



1 komentar: